
Budaya yang terbentuk saat ini sangat mengagungkan produktivitas. Hal ini didukung dengan mudahnya akses digital, sehingga peluang pekerjaan dan menjadi produktif semakin tinggi. Banyak orang merasa bahwa sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak produktif dengan terbuka lebarnya peluang.
Oleh karena itu, banyak orang yang memiliki pola pikir kalau nilai seseorang dilihat dari tingkat produktivitasnya dan apakah ia memiliki side hustle.
Tren Side Hustle di Era Digital
Pekerjaan sampingan atau side hustle menjadi identitas baru bagi orang-orang yang ingin tampil sukses di mata publik. Side hustle bukanlah hal yang buruk, ini bisa digunakan untuk mengejar passion, menambah pemasukan, dan pengembangan karir.
Namun, kepopuleran side hustle di media sosial membawa tekanan sosial seolah-olah side hustle adalah kewajiban untuk menjadi produktif, bukan pilihan. Cerita yang dibagikan di media sosial tidak mengungkap proses panjang, kelelahan, stres, dan pengorbanan yang dialami.
Tekanan Sosial dan FOMO Produktivitas
Seseorang yang tidak memiliki side hustle seringkali berpikir kalau dirinya telah ketinggalan momen, peluang, atau level karir tertentu. Tekanan sosial ini membuat seseorang merasa tidak cukup baik atau kurang berkembang. Padahal, tidak semua orang memiliki latar belakang, kapasitas waktu, atau sumber daya yang sama.
Perlu diingat, produktivitas bukanlah ukuran nilai diri kamu. Pengukuran numerik seperti jumlah pendapatan atau jam kerja sangat mudah mempengaruhi seseorang untuk merasa kurang dan tidak menghasilkan sesuatu. Hidup bukanlah soal seberapa banyak, tetapi kenapa kamu melakukannya dan seberapa bermakna usaha yang kamu lakukan saat ini.
Temukan Nilai Diri Tanpa Side Hustle
Nilai diri kamu tidak semata-mata ditentukan dari pencapaian ekonomi. Melainkan melalui kejujuran, empati, konsistensi, dan bagaimana cara kamu memperjuangkan hal yang menurut kamu penting. Memiliki dedikasi pada satu pekerjaan adalah hal yang baik dan mulia.
Tidak memiliki side hustle bukan berarti kamu stagnan. Hal paling penting yaitu bagaimana kamu memaksimalkan kemampuan kamu terhadap usaha yang sedang kamu jalani saat ini.
Perspektif Sehat terhadap Karir dan Kehidupan Pribadi
Dampak dari terlalu mengagungkan produktivitas yaitu merasa bersalah saat tidak melakukan apa-apa. Padahal, istirahat adalah aspek yang paling penting untuk kesehatan mental, mengisi energi, dan regenerasi ide.
Banyak pekerjaan bukan berarti selalu lebih baik. Terkadang pekerjaan yang terlalu banyak bisa saja dikerjakan setengah hati dan kurang maksimal. Sebaliknya, kamu bisa punya satu pekerjaan inti yang dilakukan dengan semangat dan tulus.
Nilai diri kamu tidak selalu ditentukan oleh seberapa banyak pekerjaan. Penting untuk kamu bisa benar-benar hadir untuk dirimu sendiri, orang-orang yang kamu sayangi, dan hal yang penting bagi kamu sendiri.