
Sebagian besar orang menganggap liburan sebagai momen yang paling ditunggu-tunggu dalam hidup mereka. Liburan adalah waktu untuk melepaskan diri dari rutinitas, melakukan hal-hal yang menyenangkan, mengunjungi tempat baru, atau sekadar menghabiskan waktu bersama orang terkasih.
Namun, banyak orang yang merasa kosong, lesu, atau bahkan sedih setelah liburan selesai. Perasaan inilah yang disebut sebagai post holiday blues.
Pengertian Post Holiday Blues
Setelah kembali ke rutinitas sehari-hari setelah liburan, seseorang bisa mengalami kondisi emosional yang disebut post holiday blues, atau dikenal sebagai sindrom pasca-liburan. Gejala fisik seperti kelelahan dan kesulitan tidur adalah ciri-ciri dari kondisi ini.
Jika tidak ditangani dengan benar, post holiday blues dapat mempengaruhi produktivitas kerja, kualitas hidup, dan hubungan sosial, meskipun bukan gangguan mental secara klinis.
Penyebab Post Holiday Blues
Kondisi emosional seseorang yang tidak stabil bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab post holiday blues.
1. Perubahan Drastis dari Kesenangan ke Rutinitas
Selama liburan, tubuh dan pikiran mendapatkan ruang untuk bernapas, seperti di pantai, pegunungan, atau sekadar staycation di rumah yang tenang. Tidak ada alarm pagi, tekanan dari atasan, beban target, atau kemacetan di pagi hari.
Namun, ketika liburan selesai dan kembali ke kehidupan normal, mulai kembalinya pekerjaan yang menumpuk, tugas rumah tangga, atau jadwal harian yang ketat, membuat seseorang akan mengalami shock emosional. Untuk menghadapi kesulitan, otak yang tenang harus berubah dengan cepat, dan perubahan cepat ini dapat menyebabkan tubuh mengalami tekanan psikologis.
2. Ketidaksiapan Mental untuk Kembali Bekerja
Banyak orang terlalu larut dalam suasana liburan, dan itu wajar. Masa-masa yang indah, seperti makan malam bersama keluarga, berkeliling tempat baru, atau bahkan sekadar tidur siang tanpa gangguan, dapat membuat seseorang melupakan rutinitas untuk sementara waktu. Namun, ketika seseorang tidak siap untuk kembali ke realitas, masalah muncul.
Kembali ke pekerjaan tanpa persiapan mental sangat membuat stres. Kaget, bosan, dan tertekan dapat muncul bersamaan. Apalagi jika langsung menghadapi pekerjaan yang tidak menyenangkan, menumpuk, atau penuh dengan konflik.
3. Perasaan Kehilangan Momen Liburan
Liburan tidak hanya tentang lokasi atau tempat, tapi juga tentang perasaan yang dialami selama liburan. Kenangan yang kuat dan hangat dibuat oleh momen-momen sederhana, seperti tertawa bersama sahabat, sarapan tanpa terburu-buru, atau menikmati matahari terbenam sambil ngopi.
Banyak orang merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga ketika liburan berakhir. Merasa kaget karena rasa hangat itu langsung tergantikan dengan kesibukan kerja atau rutinitas rumah, bisa menyebabkan perasaan hampa atau kehilangan arah.
Cara Mengatasi Post Holiday Blues
Mengalami post holiday blues bisa terasa sangat menyesakkan. Berikut beberapa cara untuk mengatasinya.
1. Transisi Secara Bertahap ke Rutinitas
Di hari pertama kembali, jangan langsung “menyelam” ke tumpukan pekerjaan dan tanggung jawab. Jika memungkinkan, manfaatkan hari pertama kerja untuk melakukan aktivitas yang ringan dan tidak terlalu menuntut. Biarkan tubuh dan pikiran menyesuaikan diri secara perlahan.
Kamu bisa memulainya dengan merapikan ruang kerja, membuat to-do-list, atau menyelesaikan administratif. Mood bisa lebih terjaga setelah transisi bertahap ini, yang membantu otak kembali ke mode produktif tanpa tekanan.
2. Rencanakan Aktivitas Menyenangkan Setelah Liburan
Pikiran bahwa kesenangan sudah berakhir adalah salah satu seseorang merasa post holiday blues setelah liburan. Untuk mengatasi pola pikir ini, coba masukkan “oasis kecil” ke dalam rutinitas. Kamu bisa menonton drama atau film favorit setelah pulang dari pekerjaan.
Mengatur makan malam santai akhir pekan bersama teman bisa menjadi salah satu pilihan. Selain itu, kamu juga bisa mencoba kursus baru yang menghibur seperti memasak, yoga, atau melukis.
3. Jaga Pola Tidur dan Gaya Hidup Sehat
Tempo tidur dan pola makan sering kali berubah drastis selama liburan. Beberapa kebiasaan sementara yang dibawa pulang yaitu termasuk tidur larut malam, makan terlalu banyak, atau malas bergerak. Sayangnya, hal ini hanya akan semakin buruk jika dibiarkan berlarut-larut.
Untuk membantu mengembalikan keseimbangan tubuh, kamu bisa menetapkan jadwal tidur dan bangun yang konsisten, hindari terlalu banyak kafein, terutama pada malam hari, kembalikan pola makan yang lebih sehat dengan asupan gizi yang cukup dan hidrasi.
Post holiday blues bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan. Ini adalah reaksi emosional yang sangat manusiawi terhadap perubahan suasana. Hal terpenting adalah bagaimana seseorang melihatnya, menerimanya, dan mengendalikannya agar tidak menjadi lebih buruk.
Baca juga “Alasan Alam Selalu Jadi Tempat Terbaik untuk Menenangkan Diri”