Umumnya, seseorang akan mencari tontonan yang menarik dan sangat berbeda dari kehidupan nyata, bahkan bisa dibilang too good to be true. Namun beberapa tahun terakhir, genre distopia semakin banyak dibicarakan terutama di kalangan anak muda.

Apa itu Genre Distopia?

Genre distopia adalah kebalikan dari utopia. Utopia adalah genre yang mengembangkan dunia sempurna, harmonis, dan nyaman. Sedangkan, distopia adalah dunia fiksi yang kacau, represif, dan tidak manusiawi.

Dalam dunia distopia, biasanya masyarakat hidup di bawah kendali kekuasaan yang kacau, teknologi yang mengancam kebebasan, dan lingkungan sosial yang tidak adil. Meskipun terkesan suram, distopia bisa menjadi salah satu media untuk refleksi masalah-masalah di kehidupan nyata.

Kenapa Gen Z Tertarik dengan Genre Distopia?

Gen z adalah generasi yang sangat terbuka dengan perubahan dan perkembangan. Hal ini karena perubahan menjadi hal yang selalu mendampingi tumbuh kembang kebanyakan gen z. Tak terkecuali dalam tren film seperti genre distopia.

Representasi Isu Sosial dan Politik

Gen z yang tumbuh dalam kondisi ketidakstabilan politik, perubahan, maraknya hoaks, cyberbully, dan kesenjangan ekonomi membuat mereka lebih mengerti tentang kekacauan yang terjadi. Cerita distopia “menyampaikan” mengenai isu yang terjadi dalam bahasa yang mudah dimengerti.

Genre distopia menjadi ruang untuk Gen Z merasa relate, bertanya, dan membayangkan masa depan. Cerita distopia bukan hanya tentang bagaimana dunia bisa hancur, melainkan bagaimana seseorang bisa bertahan, bangkit, dan menentang sistem yang tidak adil dan manusiawi.

Karakter Kuat dan Cerita Penuh Ketegangan

Tokoh-tokoh dalam film distopia biasanya digambarkan oleh anak muda yang menghadapi dilema besar. Sebagai anak muda yang terkadang melakukan kesalahan, membuat karakter tersebut dihadapi masalah besar yang menantang.

Karakter dalam cerita distopia biasanya lebih kompleks, penuh luka, dan pantang menyerah. Contohnya seperti tokoh Katniss Everdeen dalam The Hunger Games yang menjadi simbol perjuangan melawan penindasan. Tokoh tersebut sangat relate dengan Gen Z yang vokal dan memiliki semangat aktivisme.

Koneksi Emosional dan Kehidupan Digital

Gen Z sebagai generasi yang erat kaitannya dengan teknologi, akan merasa relate dan memiliki koneksi emosional dengan film distopia “Black Mirror” yang menunjukkan sisi gelap perkembangan teknologi yang berkembang pesat di zaman modern.

Gen Z dapat merefleksikan diri dalam cerita tersebut. Dunia distopia dapat menciptakan ruang untuk berempati, refleksi diri, dan merasa takut. Namun, justru dari rasa itu muncul kesadaran untuk bersikap lebih kritis di era modern.

Rekomendasi Film Distopia

Film distopia dapat meningkatkan pemikiran kritis dan jiwa pantang menyerah. Berikut beberapa rekomendasi film distopia buat kamu.

  • “The Hunger Games”: Katniss seorang gadis berusia 16 tahun memutuskan untuk menggantikan adiknya yang terpilih untuk mengikuti kompetisi mematikan bernama The Hunger Games. 
  • “Black Mirror”: Antologi ini menceritakan tentang sisi gelap kemajuan teknologi. Film ini juga mengangkat isu-isu sosial dengan penyampaian cerita yang satir.
  • “Maze Runner”: Film ini menceritakan tentang sekelompok remaja yang berusaha mencari jalan keluar dari labirin raksasa yang misterius berisi monster.

Genre distopia bukan hanya bentuk hiburan, melainkan menjadi media untuk memahami kalau dunia terus berubah. Bagi Gen Z, cerita distopia menjadi cara untuk mengelola kecemasan dan menemukan harapan di tengah masalah di kehidupan nyata. 

Baca juga ”Mengenal Floater Friend yang Bergaul di Banyak Circle”