Saat ingin mulai menjalankan sebuah bisnis, kamu sebaiknya membuat business plan terlebih dahulu sebagai langkah awal fundamental. Business plan dapat berfungsi sebagai pedoman untuk pengusaha dalam merencanakan strategi, tujuan, dan langkah-langkah operasional. 

Sayangnya, saat ini banyak pengusaha pemula yang melakukan kesalahan saat menyusun business plan, baik karena kurangnya pengalaman atau pengetahuan yang terbatas. Kesalahan dalam penyusunan business plan dapat berujung pada gagalnya bisnis. 

Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Membuat Business Plan

Business plan adalah panduan atau dokumen tertulis yang merangkum tujuan dan operasional bisnis secara menyeluruh. Maka jika terdapat kesalahan dalam penyusunannya, dampak buruk yang terjadi bisa fatal. Berikut pembahasan mengenai kesalahan yang sering dilakukan saat menyusun business plan.

1. Kurangnya Riset Pasar

Dalam membuat business plan, melakukan riset pasar adalah aspek yang paling penting. Hal ini karena riset pasar dapat memberikan gambaran mengenai kebutuhan konsumen, tren yang sedang meningkat, dan tingkat persaingan.

Tanpa riset yang mendalam, kamu akan merasa bingung siapa target audiens yang dituju secara spesifik, mengabaikan kompetitor, dan malah mengandalkan opini atau asumsi pribadi tanpa adanya data pendukung, yang bisa saja keliru. 

Kamu bisa menghindari kesalahan ini dengan melakukan survei dengan calon konsumen untuk cari tahu apa kebutuhan mereka, menganalisis kompetitor dengan meninjau strategi pemasaran, harga, dan produk mereka. Selain itu, pastikan untuk gunakan data dari lembaga riset terpercaya seperti BPS (Badan Pusat Statistik). 

2. Visi Misi yang Kurang Jelas

Dalam menjalankan bisnis, visi dan misi dijadikan landasan yang membentuk identitas bisnis. Tanpa adanya visi yang jelas, bisnis kamu akan kehilangan arah dan kesulitan dalam menarik investor atau pelanggan. 

Tanpa menentukan visi dan misi yang jelas, hal yang bisa terjadi yaitu visi yang terlalu umum, misi yang tidak mencerminkan nilai bisnis, dan tidak mencantumkan visi dan misi dalam dokumen resmi. Cara menghindarinya yaitu kamu bisa merumuskan visi yang spesifik dan realistis, buat misi yang menunjukkan tujuan jangka panjang dan pendek, dan revisi misi misi secara berkala.

3. Proyeksi Keuangan yang Tidak Realistis

Di dalam business plan, jangan sampai lupa menyertakan proyeksi keuangan bisnis yang realistis. Proyeksi keuangan berfungsi untuk menunjukkan estimasi pendapatan, pengeluaran, dan laba bisnis. Pastikan untuk membuat proyeksi keuangan yang realistis dengan memperhitungkan risiko.

Tandanya jika kamu membuat proyeksi keuangan yang tidak realistis yaitu, memperkirakan keuntungan besar dalam waktu singkat, tidak memperhitungkan biaya tetap, dan tidak menyiapkan dana cadangan untuk pengeluaran tak terduga. 

Kamu bisa mengatasi hal ini dengan membuat proyeksi keuangan berdasarkan data dan riset pasar, menyertakan komponen biaya seperti sewa, gaji, dan pemasaran. Selain itu, sebaiknya kamu menyisihkan 1–20% dari total anggaran untuk dana cadangan. 

4. Strategi Pemasaran yang Kurang Jelas

Strategi pemasaran adalah salah satu faktor utama keberhasilan suatu bisnis. Hal ini karena strategi pemasaran dapat meningkatkan brand awareness dan memenangkan persaingan pasar. Business plan tanpa strategi pemasaran yang terstruktur akan sulit menarik perhatian pasar.

Orang yang salah dalam membuat strategi pemasaran biasanya hanya mengandalkan promosi word of mouth atau mulut ke mulut, tidak menggunakan pemasaran digital seperti media sosial untuk promosi, dan tidak menentukan platform pemasaran yang sesuai dengan target audiens.

Cara mencegah hal tersebut yaitu membuat strategi pemasaran berbasis digital, menentukan target audiens berdasarkan hasil survei pasar, dan mengalokasikan anggaran khusus untuk kegiatan pemasaran.

5. Target yang Terlalu Ambisius

Menentukan target adalah bagian yang paling penting dalam menjalani bisnis, namun target yang dibuat harus realistis dan dengan dasar yang jelas. Hal ini dapat membuat pengusaha frustasi jika hasil tidak sesuai harapan. 

Hal ini dapat kamu cegah dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), menetapkan target bulanan dan tahunan, serta memantau pencapaian secara berkala.

Menyusun business plan yang efektif dapat dilakukan dengan membuat perencanaan yang matang, melakukan riset, dan evaluasi yang berkelanjutan. Saat membuat business plan, hindarilah kesalahan-kesalahan di atas, maka peluang keberhasilan bisnis akan semakin besar. Baca juga Fakta Dampak Fast Beauty terhadap Lingkungan”