Di era digital saat ini, banyak orang terbiasa mengakses informasi dalam jumlah besar dengan cepat, tetapi tidak semua informasi yang dikonsumsi memiliki efek positif. Doomscrolling adalah salah satu kebiasaan yang secara tidak sadar telah menjadi bagian dari hidup banyak orang. 

Doomscrolling tampak seperti kebiasaan sederhana seperti menggulir layar media sosial atau berita, kebiasaan ini ternyata berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, terutama pada pola tidur dan emosional seseorang.

Definisi Doomscrolling

Sering menggulir layar untuk mencari berita negatif atau menakutkan dikenal sebagai doomscrolling. Ini terutama terjadi di media sosial dan portal berita. Selama pandemi COVID-19, istilah ini menjadi populer karena orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan menggunakan internet. 

Doom” berarti kehancuran atau bencana, dan “scrolling” berarti menggulir layar secara terus-menerus. Gabungan ini menggambarkan kebiasaan mencari informasi yang justru membuat orang lebih cemas.

Dampak Doomscrolling terhadap Emosi

Dampak doomscrolling bisa sangat buruk terhadap kondisi emosional seseorang. Berikut penjelasan beberapa dampak doomscrolling terhadap emosi.

1. Kecemasan dan Stres

Mengikuti berita buruk sepanjang waktu dapat menyebabkan peningkatan hormon stres. Hormon stres pada dasarnya berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh terhadap ancaman, tetapi jika terjadi secara berlebihan, itu justru mengganggu keseimbangan emosional.

Seringkali, orang yang mengalami doomscrolling menjadi cemas, pesimis, dan sulit untuk rileks. Meskipun seseorang tidak terlibat langsung dalam peristiwa yang diberitakan, paparan berita negatif berulang dapat menyebabkan gangguan stres akut.

2. Efek Jangka Panjang untuk Kesehatan Mental

Jika tidak dikendalikan, doomscrolling dapat menyebabkan gangguan mental serius seperti depresi dan kelelahan emosional. Seseorang dapat merasa tidak mampu mengontrol pikirannya, kehilangan motivasi, dan menghindari aktivitas sosial.

Dalam jangka panjang, doomscrolling dapat mengganggu kemampuan otak untuk fokus, membuat seseorang lebih impulsif, dan menurunkan kepercayaan diri. Otak menjadi terbiasa dengan pola pikir negatif dan kehilangan kepekaan terhadap hal-hal positif dalam hidup.

3. Munculnya FOMO

Banyak orang melakukan doomscrolling karena khawatir mereka akan kehilangan informasi penting. Perasaan ini disebut sebagai FOMO (Fear of Missing Out). Ironisnya, semakin seseorang berusaha untuk tetap up-to-date, semakin mereka merasa kewalahan dan tidak berdaya oleh terlalu banyaknya informasi.

FOMO membuat orang ingin selalu memiliki ponsel di tangan bahkan di tengah malam. Ini menimbulkan tekanan sosial yang unik, terutama di era media sosial, di mana tren dan pendapat publik dapat berubah dengan cepat.

Dampak Doomscrolling terhadap Pola Tidur

Rasa cemas yang dialami karena doomscrolling, bisa berdampak buruk terhadap pola tidur seseorang. Berikut beberapa dampak doomscrolling terhadap pola tidur seseorang.

1. Waktu Tidur yang Terganggu

Biasanya, doomscrolling terjadi pada malam hari, saat tubuh seharusnya bersiap untuk tidur. Kebiasaan ini menyebabkan penundaan tidur yang konstan. Setelah tertidur, pikiran amu masih bisa memikirkan apa yang baru saja kamu baca.

Ini biasanya menyebabkan insomnia ringan hingga parah, di mana seseorang kesulitan memulai tidur atau sering terbangun di tengah malam.

2. Kualitas Tidur yang Kurang Baik

Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak bisa membuat seseorang merasa lelah, marah, dan sulit fokus saat terbangun keesokan harinya. Hal ini terjadi karena tubuh dan otak tidak mendapatkan istirahat yang optimal.

Kebiasaan buruk ini meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi dalam jangka panjang. Ini juga bisa berdampak langsung pada produktivitas kerja, hubungan interpersonal, dan daya tahan tubuh.

Cara Mengatasi dan Mencegah Doomscrolling

Mengetahui dampak yang buruk dari doomscrolling, ini saatnya kamu tahu cara mengatasi atau mencegah doomscrolling. Coba buatlah aturan seperti menghindari menggunakan ponsel setidaknya satu jam sebelum tidur, dan gunakan pengingat untuk berhenti menggunakan media sosial secara berkala. 

Untuk mengurangi kecemasan, cobalah teknik mindfulness sederhana seperti pernapasan dalam, meditasi singkat, atau menulis jurnal. Ini dilakukan untuk me-reset pikiran dan emosi. Selain itu, kamu bisa buat rencana satu hari dalam seminggu tidak menggunakan perangkat elektronik. Pastikan untuk menghindari menonton televisi atau minum kopi 2-3 jam sebelum tidur.

Doomscrolling bukan sekadar kebiasaan yang tidak baik, itu adalah fenomena psikologis yang berbahaya jika dibiarkan. Tidak hanya mempengaruhi perasaan, tapi juga kualitas tidur dan kesehatan. Kamu dapat membangun kehidupan digital yang lebih sehat, seimbang, dan manusiawi.

Baca juga “Kenapa Setelah Liburan Malah Tambah Capek? Ini Penjelasan dan Cara Menghindarinya”