Di media sosial seringkali menampilkan meme yang relatable tentang anak sulung dan anak bungsu yang sering dianggap relatable oleh netizen. Nyatanya, di balik meme itu ada alasan psikologis dan sosial yang bisa menjelaskan kenapa stereotip itu terasa masuk akal.

Stereotip Anak Sulung

Anak sulung biasanya dibebani dengan beban tugas sejak kecil. Ketika mereka memiliki adik-adik, mereka secara otomatis “naik pangkat” menjadi pendidik, bahkan mungkin sebagai pengasuh kedua. Karena itu, anak sulung biasanya lebih banyak diandalkan dan diberi tanggung jawab. 

Hal itu menyebabkan kebanyakan mereka tumbuh dengan karakter yang lebih serius dan terstruktur, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, cenderung perfeksionis, dan suka mengontrol atau memimpin. 

Stereotip Anak Bungsu

Di sisi lain, anak terakhir dibesarkan dalam lingkungan yang telah “dipanaskan” oleh kakak-kakaknya. Karena mereka sudah memiliki pengalaman membesarkan anak sebelumnya, orang tua biasanya lebih luwes untuk mendidik anak bungsu mereka.

Kondisi ini membuat anak bungsu biasanya cenderung lebih santai, ekspresif, dan sosial, punya kecenderungan humoris dan kreatif, tidak terlalu dibebani tanggung jawab sejak kecil, dan sering mencari perhatian dengan cara yang lucu atau berbeda.

Vibes Anak Sulung vs Anak Bungsu dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang orang lain bisa menebak urutan lahir seseorang berdasarkan sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contohnya.

Cara Berpikir dan Mengambil Keputusan

Anak sulung biasanya berpikir sistematis dan logis. Mereka memiliki kemampuan untuk merencanakan, membuat prioritas, dan memastikan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai rencana. Anak sulung umumnya memiliki sifat kepemimpinan yang tinggi.

Anak terakhir, di sisi lain, lebih intuitif dan bebas. Mereka senang mencoba hal-hal baru dan mengambil keputusan berdasarkan suasana hati atau perasaan mereka saat itu.

Hubungan dengan Orang Tua dan Saudara

Karena menjadi anak pertama, anak sulung biasanya “serius” dalam keluarga. Bahkan sejak kecil, mereka dapat menjaga emosi orang tua. Meski begitu, karena memiliki karakter yang kuat, anak sulung juga bisa cenderung suka mempertahankan opininya terhadap orang tua.

Anak bungsu, di sisi lain, lebih sering dimanja atau dilindungi, sehingga mereka sering merasa lebih bebas untuk mengungkapkan emosi atau keinginan mereka.

Gaya Hidup dan Prioritas

Anak sulung biasanya memilih jalur yang aman dan mapan dalam hal karier atau kehidupan pribadi. Mereka memiliki tujuan jangka panjang dan senang bekerja dalam struktur. Pilihan itu biasanya disebabkan oleh ekspektasi dari lingkungan sekitar agar dapat membiayai keluarga dan adik mereka.

Anak terakhir lebih mudah berubah dan lebih fleksibel. Banyak anak-anak muda memilih bekerja dalam bidang kreatif, seperti seni, media, atau wirausaha.

Meski banyak orang yang merasa relate dengan stereotip tersebut, namun dalam kehidupan sosial tidak bisa menyamaratakan semua orang hanya berdasarkan urutan lahir. Faktanya, kepribadian juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Alih-alih hanya melihat diri sebagai “anak sulung yang harus kuat” atau “anak bungsu yang manja,” lebih baik refleksikan siapa diri sendiri dan tumbuh menjadi versi terbaik.

Baca juga “Realita Gen Z Hidup Mandiri di Kota, Struggle-nya Nyata!”