Karakter film yang dibenci tapi di sisi lain mereka juga dicintai, saat ini semakin memikat hati penonton, terutama gen z. Karakter anti-hero biasanya dikenal sebagai bukan pahlawan yang sempurna, tidak selalu memiliki niat yang baik, dan berkecimpung di ranah yang kompleks soal moral.

Definisi Karakter Anti-Hero

Karakter yang ideal biasanya memiliki karakter yang baik hati, bertindak benar, dan siap mengorbankan diri demi kebaikan orang lain. Karakter pahlawan digambarkan nyaris sempurna, sedangkan anti-hero adalah tokoh yang tidak memenuhi ekspektasi bayangan tentang pahlawan konvensional.

Biasanya mereka memiliki sifat egois, kasar, emosional, dan brutal. Tujuan hidup mereka bukan untuk menyelamatkan dunia, melainkan berusaha bertahan hidup, mencari balas dendam, atau menyuarakan ketidakadilan. Sifat anti-hero ini dirasa lebih realistis dan relevan untuk menggambarkan kompleksitas manusia. 

Tokoh Anti-Hero yang Populer di Kalangan Gen Z

Alih-alih karakter yang selalu benar, kebanyakan gen z justru lebih tertarik dengan tokoh yang kompleks dan realistis. Mereka suka dengan cerita yang membahas trauma, emosi, dan konflik psikologis yang sesuai dengan kehidupan nyata.

1. Joker (“Joker,” 2019)

Joker digambarkan sebagai tokoh yang bukan hanya sekadar penjahat, melainkan sebagai simbol ekstrem dari apa yang terjadi jika seseorang diabaikan oleh sistem. Film ini mengangkat isu kesehatan mental, kesenjangan sosial, dan dampak dari isolasi masyarakat.

Meskipun Joker adalah karakter yang penuh kekacauan dan kekerasan, Joker berhasil menyentuh simpati penonton dengan penderitaan dan ketidakadilan yang nyata. Salah satu ungkapan Joker yang populer karena dianggap nyata dan relatable adalah “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.”

2. Wednesday Addams (“Wednesday,” 2022)

Wednesday adalah perwujudan dari simbol perempuan yang menolak untuk tunduk pada norma sosial yang mengekang kehidupan. Ia digambarkan sebagai tokoh yang cerdas, tegas, suka tampil nyentrik, dan rasional dibandingkan orang dewasa di sekitarnya.

Gen z sangat menghargai hak setiap individu, kebebasan mengekspresikan diri, dan keunikan. Wednesday sangat mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ia bukan tipe protagonis remaja pada umumnya yang manis dan populer, sebaliknya ia adalah remaja dengan sudut pandang unik, gelap, dan tegas.

3. Deadpool (“Deadpool,” 2024)

Deadpool terkenal sebagai tokoh dengan karakter yang “tengil” dan suka meledek aturan superhero klasik. Deadpool dengan sikapnya yang brutal, ia suka menyindir moralitas palsu, konvensi film superhero, dan berbicara langsung ke penonton. 

Karakternya yang jujur membuat ia tidak berpura-pura menjadi penyelamat dunia. Melainkan ia hanya ingin bertahan hidup dan menyelamatkan orang yang dicintainya. Gen z yang kebanyakan suka dengan kejujuran dan humor yang gak biasa menyukai karakter ini karena dianggap lebih membumi.

Alasan Gen Z Suka dengan Karakter Anti-Hero

Gen z tumbuh di era penuh tantangan seperti krisis iklim, ketidakstabilan ekonomi, tekanan media sosial, dan masalah politik. Hal ini membuat mereka tidak mudah percaya pada kisah klasik yang menjanjikan akhir bahagia. Karakter anti-hero hadir sebagai representasi yang lebih realistis di zaman saat ini.

Gen z yang mulai menyadari pentingnya kesehatan mental, sangat menyukai karakter yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga mental. Sebagai generasi yang tumbuh di era modern, mereka memiliki pemikiran yang kritis terhadap isu-isu keadilan sosial, diskriminasi, dan kesehatan mental.

Dari karakter anti-hero, dapat diambil kesimpulan bahwa gen z tidak butuh pahlawan yang sempurna, melainkan butuh karakter yang autentik, kompleks, dan manusiawi. Baca juga “Perbedaan Self-Love dan Egois, Mencintai Diri Sendiri”