Tidak bisa dipungkiri, setiap orang pasti memerlukan teman di kehidupan sosial baik di lingkungan kerja atau rumah. Teman yang baik bisa menjadi sumber semangat, dukungan, bahkan saat keluarga terasa jauh. Namun, sayangnya tidak semua orang bisa menjadi teman yang baik.

Ada kalanya saat seseorang dianggap sahabat, tetapi malah menguras energi dan menambahkan beban emosional. Teman seperti itulah yang disebut dengan teman toxic. Namun, menjauhi teman toxic bukanlah perkara yang mudah.

Hal yang Harus Dilakukan saat Teman Kamu Mulai Toxic

Saat kamu sudah merasa tidak nyaman dengan lingkungan pertemanan, mungkin inilah saatnya untuk kamu menjauhi lingkup itu. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi teman toxic.

Sadari Perilaku Toxic Mereka

Saat hubungan pertemanan sudah lama dan tumbuh rasa persahabatan yang dalam, bisa saja timbul rasa yang berat untuk mengakui bahwa teman tersebut adalah orang yang toxic. Padahal, manusia itu sangat mudah berubah, jika dulu ia adalah teman yang baik, belum tentu di masa depan ia juga akan baik.

Berubahnya seseorang juga bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar.sejatinya, hubungan yang sehat seharusnya saling membangun, bukan menguras energi.

Tetapkan Batasan yang Sehat

Sering kali di beberapa kasus, pertemanan yang dianggap sudah dekat malah membuat orang tersebut bersikap semena-mena dan tidak menghargai karena sudah dianggap dekat. Memang benar jika memiliki hubungan persahabatan yang erat, akan mengurangi perasaan tidak enak.

Tetapi penting untuk mengetahui batasan yang sehat. Setiap orang berhak untuk punya ruang dan dihargai. Kamu harus bisa menetapkan batasan yang jelas, seperti menolak ajakan yang memaksamu keluar dari prinsipmu.

Bicara Jujur dan Terbuka

Jika memiliki unek-unek yang belum tersampaikan, mungkin sudah saatnya kamu mempertimbangkan untuk mengungkapkannya. Walaupun ada rasa khawatir jika diungkapkan akan memperparah kondisi, namun kalau kamu bicara dengan baik-baik, kondisi bisa menjadi lebih baik.

Sampaikan perasaan kamu dengan jujur, dan menggunakan kalimat yang mengacu pada diri sendiri, seperti “Aku merasa kalau kamu…” ini bisa membuat percakapan jadi terbuka dan tidak defensif. 

Jaga Jarak atau Putuskan Hubungan Jika Perlu

Jika bicara tidak membuahkan hasil, kamu bisa memulai untuk jaga jarak dengan orang tersebut. Mulai dari kurangi frekuensi pertemuan dan komunikasi. Alihkan kegiatan kamu dengan hal-hal yang lebih positif seperti olahraga dan melakukan hobi.

Jika hubungan pertemanan itu sudah dirasa tidak bisa dilanjutkan dan malah menyakitimu, jangan ragu untuk mengakhiri hubungan. Keluar dari lingkup pertamanan toxic bukan berarti kamu membenci mereka, tapi kamu memilih untuk melindungi dan mencintai dirimu sendiri.

Ciri-Ciri Umum Teman Toxic

Jika kamu mulai merasa tidak nyaman berada di suatu hubungan pertemanan, tetapi masih tidak yakin apakah mereka termasuk teman yang toxic, kamu harus mulai mengenali ciri-cirinya. Berikut beberapa ciri-ciri teman toxic.

  • Tidak benar-benar mendukung kamu: saat kamu sedang bahagia, mereka malah menjatuhkanmu secara halus.
  • Suka mengontrol: hal ini dilakukan dengan membuat kamu merasa bersalah di depan banyak orang, dan menuntut hal-hal dari kamu.
  • Selalu mengkritik: setiap kamu berbicara, mereka malah menyalahkan pernyataan kamu dan mengejek di hadapan orang lain dengan dalih “cuma bercanda.”
  • Hanya datang saat butuh: mereka akan datang saat perlu sesuatu, tetapi mereka akan menghilang saat kamu yang membutuhkan.
  • Membuat kamu merasa bersalah akan hal yang bukan salah kamu: mereka akan memanipulasi masalah untuk menjadikan hal itu salah kamu.

Hidup kamu terlalu berharga dan singkat untuk terus bertahan di lingkup pertemanan yang bahkan tidak menghargai kamu. Terkadang jika berteman semuanya terasa serba salah, menyendiri untuk sementara waktu bukanlah ide yang buruk. Memilih menjauh bukan tanda kelemahan, tapi keberanian.

Baca juga “Cara Efektif Mengatur Waktu antara Sekolah, Ekskul, dan Me-Time”