
Pengelolaan stok barang menjadi tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis, baik bisnis dalam skala besar atau kecil. Permasalahan yang sering dialami pengusaha yaitu kelebihan barang yang menumpuk, atau bahkan kehabisan barang saat permintaan sedang tinggi.
Hal ini bisa berdampak pada hilangnya potensi penjualan dan turunnya kepercayaan pelanggan terhadap bisnis. Artikel ini akan membahas tentang cara mengelola stok barang agar tetap stabil dan dapat diterapkan.
Langkah Awal Mengelola Stok Barang
Faktanya, jika stok barang tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat berdampak pada arus kas, tingkat kepuasan pelanggan, dan jumlah stok yang berlebihan atau kurang. Berikut beberapa langkah awal dalam mengelola stok barang yang bisa kamu terapkan.
1. Klasifikasikan Jenis Barang
Penting bagi kamu untuk tahu produk mana yang cepat laku dan mana yang lambat untuk terjual. Selain itu, barang mana yang jarang laku namun memiliki nilai yang tinggi. Melakukan pengelompokkan jenis barang bisa membantu kamu untuk menentukan barang mana yang diprioritaskan untuk dibeli ulang.
Selain itu, mengklasifikasikan barang dapat dilakukan untuk menempatkan barang sesuai dengan kategorinya, dan menentukan strategi promosi seperti diskon untuk barang yang lambat untuk terjual.
2. Gunakan Sistem Pengkodean yang Rapi
Agar mudah untuk membedakan setiap produk, sebaiknya barang memiliki kode unik yang ditempelkan pada kemasannya. Seperti KTG01-S (Kategori 01, ukuran Small). Kode seperti ini akan memudahkan pencatatan, pelacakan, dan pengecekan stok.
Jika terdapat penurunan jumlah stok, kode tersebut dapat membantu kamu mengidentifikasi suatu produk untuk restock.
Metode dan Teknologi Pengelolaan Stok
Dalam menjalankan pengelolaan stok, kamu bisa menggunakan metode FIFO atau LIFO sesuai kebutuhan. Metode FIFO (First in, first out) dilakukan dengan barang yang masuk lebih dulu, dijual lebih dulu. Metode ini cocok untuk produk dengan masa kadaluarsa yang relatif pendek seperti makanan, obat-obatan, atau kosmetik.
Metode LIFO (Last in, first out) dilakukan dengan barang terbaru dijual lebih dulu. Umumnya digunakan untuk produk yang tidak mengalami perubahan kualitas atau tren. Pemilihan metode sesuai dengan kebutuhan sangat penting untuk menghindari kerugian karena barang kadaluarsa atau rusak karena terlalu lama disimpan.
Selain itu, kamu bisa memanfaatkan software untuk manajemen stok dibanding mencatatnya manual di buku tulis. Beberapa aplikasi manajemen stok yang bisa kamu coba yaitu Qasir, Pawoon, dan Mekari Jurnal.
Tips Menghindari Kesalahan dalam Manajemen Stok
Dalam menjalani manajemen stok, sebaiknya kamu melakukan audit stok secara berkala minimal sebulan sekali. Stock opname dilakukan dengan melakukan pengecekan jumlah barang secara langsung di gudang dan mencocokkannya dengan data di sistem.
Pastikan untuk menemukan selisih jumlah barang yang terjadi karena kehilangan, kerusakan, atau pencatatan yang salah. Selain itu, penting untuk menentukan reorder point atau jumlah minimum stok yang harus tersedia. Jika stok mencapai titik ini, kamu harus segera melakukan pemesanan ulang.
Cara menentukan reorder point dapat dilakukan dengan rata-rata penjualan harian, waktu pengiriman dari supplier, dan buffer stock untuk keadaan darurat. Jangan lupa untuk melibatkan tim gudang dalam pengelolaan stok. Pastikan mereka mengerti tentang sistem pencatatan, mengetahui SOP penanganan barang, dan mendapatkan pelatihan rutin agar tidak terjadi kesalahan teknis.
Stok barang adalah salah satu aspek vital dalam operasional bisnis. Tanpa pengelolaan yang baik, bisnis bisa kehilangan peluang, pelanggan, bahkan profit. Baca juga “Ciri-Ciri Peluang Usaha yang Berpotensi Sukses”