Pernah nggak si merasa “kok kayaknya aku salah terus ya?” atau merasa bingung karena seseorang mengatakan hal yang bertentangan dengan apa yang dialami, bisa jadi sedang berhadapan dengan gaslighting

Gaslighting itu bentuk manipulasi yang membuat ingatan, perasaan, bahkan kewarasannya sendiri membuat seseorang mengingatnya. Istilah ini sebenarnya sudah lama, tapi makin sering dibahas karena banyak orang baru sadar pernah ngalamin tanpa tahu namanya. Gaslighting bukan sekedar pendapat lain, tapi pola manipulasi yang terjadi terus-menerus.

Bagaimana Gaslighting Bisa Terjadi?

Biasanya, gaslighting muncul dalam hubungan yang dekat bisa pasangan, teman, keluarga, bahkan rekan kerja. Pelaku sering memutarbalikkan fakta, menyangkal hal yang jelas-jelas terjadi, atau membuat kamu merasa terlalu sensitif. Misalnya kamu bilang kecewa karena sesuatu, lalu dia menjawab, “Kamu tuh lebay deh, nggak gitu kok.” Kalimat seperti ini bisa jadi red flag, apalagi kalau dilakukan berulang kali sampai seseorang itu mulai ragu sama dirinya sendiri.

Tanda-Tanda Terkena Gaslighting 

Tanda-tandanya kadang halus banget, seperti mulai sering minta maaf padahal nggak salah apa-apa, takut menyampaikan pendapat, atau mulai memahami ingatannya sendiri. Pada tahap tertentu, beberapa orang sampai merasa hilang arah dan tidak percaya lagi sama penilaian mereka sendiri. Efeknya juga gak main-main. Gaslighting bisa memicu stres, kecemasan, sampai turunnya rasa percaya diri. Dalam jangka panjang, korban bisa jadi tergantung pada pelaku karena merasa tanpa dia, dirinya “nggak bisa apa-apa”.

Pengalaman Sehari-hari yang Relevan

Banyak orang baru yang sadar mereka mengalami gaslighting setelah menceritakan pengalaman mereka ke teman yang lebih objektif. Misalnya, ada yang bercerita bahwa ia sering dianggap salah ingat padahal punya bukti chat. Lama-kelamaan ia takut ngomong, takut salah, dan akhirnya merasa tidak bisa percaya pada dirinya sendiri. Dari pengalaman seperti ini, kita bisa melihat bahwa gaslighting bukan hal yang sepele ia bisa mempengaruhi cara seseorang melihat dirinya.

Cara Melindungi Diri dari Gaslighting

Menghadapi gaslighting itu memang bikin kepala muter kayak habis naik wahana ekstrim, tapi kabar baik kamu nggak harus terjebak di situ selamanya. Ada banyak langkah yang bisa membantu agar tetap waras, tetap percaya diri, dan tidak mudah membayangkan situasi yang membuat ragu sama diri sendiri. Intinya, bisa belajar buat ngejaga batasan tanpa harus merasa bersalah. Nah, biar lebih mudah, ini dia cara melindungi diri dari gaslighting yang bisa jadi peganganmu.

1. Percaya sama intuisi sendiri.

Kalau sesuatu terasa janggal atau nggak beres, jangan langsung menelan mentah-mentah kata orang. Validasi dulu perasaanmu sebelum mengiyakan pendapat mereka.

2. Catat kejadian penting.

Ini ngebantu banget supaya kamu nggak mudah di gaslight balik dengan versi cerita yang berbeda. Catatan bisa jadi bukti, tapi juga jadi penguat bahwa kamu nggak salah ingat.

3. Ambil jarak kalau sudah kelewat capek.

Kamu berhak banget memberi batasan tegas atau menarik diri sejenak kalau kondisi mentalmu makin terkuras.

4. Cari dukungan dari orang terpercaya.

Entah itu teman, keluarga, atau tenaga profesional punya tempat aman buat cerita bisa bikin kamu sadar bahwa kamu nggak sendirian.

5. Jaga kesehatan mentalmu.

Lakukan hal-hal yang bikin kamu kembali “jadi diri sendiri”: ngobrol sama orang positif, me time, aktivitas yang nenangin, atau apa pun yang bikin nafasmu lega lagi.

6. Kenali sinyal manipulasi sejak awal.

Kalau kamu sering dibuat bingung, merasa salah terus, atau diragukan tanpa alasan, jangan abaikan tanda-tandanya. Kamu berhak merasa aman dan dihargai.

Jadi, kalau merasa ada yang sering memanipulasi keadaan sampai merasa bingung atau bersalah terus-menerus, jangan abaikan sinyal itu. Anda berhak merasa aman, dihargai, dan didengarkan tanpa harus diragukan atau dibuat ragu pada diri sendiri.

Baca Artikel lainnya: Fenomena Digital Guilt